Melejit Berkat Tiket

Pulang kampung alias mudik saat hari raya Idul Fitri merupakan ritual tahunan yang tak bisa dilepaskan dari budaya kaum urban. Berkumpul bersama keluarga besar, sanak saudara serta handai taulan pada hari raya diyakini mengandung makna yang jauh lebih besar dibandingkan dengan hari biasa. 

Meski pada kenyataannya ritual mudik kerap kali mengundang berbagai ketidaknyamanan, mulai dari tetjebak macet selama perjalanan, berdesak-desakan saat berebut moda transportasi, hingga melangitnya harga tiket, toh masyarakat tetap rela saja menjalankannya. 

Bagi penyedia jasa transportasi, momentum hari raya meru-pakan waktu yang tepat untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Seperti halnya hukum ekonomi, ketika kebutuhan naik sementara pasokan terbatas, maka harganya dipastikan ikut naik. 

Misalnya, harga tiket travel untukjurusan Jakarta-Yogyakarta, sepekan sebelum hingga sesudah Lebaran, pengelola travel mematok harga di tingkat premium sebesar Rp350.000—Rp450.000 per orang untuk satu kali perjalanan. 

Padahal, saat hari biasa rata-rata harga tiket untuk jurusan tersebut hanya berkisar Rp150.000-Rp225.000 per orang. 

"Keberangkatan tanggal menjelang lebaran sudah penuh, ujar Yuni petugas tiket travel di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta. 

Ketika Bisnis mencoba menghubungi agen lain melalui telepon, harga tiket untuk jurusan yang sama ternyata dipatok seragam. 

Sementara itu, Wakil Ketua Asosiasi Perusahaan Agen Penjual Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo) Rudiyana mempro-yeksikan penjualan tiket pesawat menjelang libur Lebaran me-ningkat hingga 20% dibandingkan dengan bulan-bulan biasa, khususnya untuk rute kota-kota tujuan pemudik. 

Permintaan naik 

Menurut dia, jika dibandingkan dengan hari libur biasa atau long weekend, penjualan tiket pesawat untuk keberangkatan men-jelang Lebaran meningkat 10%-15%, khususnya rute tujuan kota-kota di Jawa seperti Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Malang, dan sejumlah kota di luar Jawa. 

Menurut dia, melakukan perjalanan mudik Lebaran dengan menggunakan moda transportasi pesawat masih menjadi pilihan masyarakat yang bekerja di Ibu Kota karena faktor kecepatan waktu, sehingga lebih banyak waktu untuk berkumpul dengan keluarga. "Pesawat masih menjadi pilihan untuk melakukan per-jalanan pulang kampung saat Lebaran, khususnya untuk kalangan menengah ke atas, selain faktor waktu bisa lebih cepat sampai ke tujuan, harga tiket pesawat juga relatif terjangkau," ceritanya. 

Terkait dengan kenaikan harga tiket pesawat menjelang Lebaran, Rudiyana menjelaskan masing-masing maskapai memiliki kebijakan sendiri dalam menentukan harga tiket, semakin tinggi permintaan biasanya harga tiket semakin melambung. 

Pengalaman Lebaran tahun lalu, harga tiket pesawat meningkat hingga l00% karena tingginya permintaan. Rudiyana menjelaskan dengan kenaikan harga tiket tersebut, margin keuntungan yang diperoleh perusahaan agen penjualan tiket pesawat mencapai l0%-15% dari hari biasa.

"Margin keuntungan yang diperoleh perusahaan penjualan tiket pesawat menjelang Lebaran berkisar 10%-15% dari hari biasa," tuturnya. 

Tasya Aryani, travel consultant, mengungkapkan bagi pelaku bisnis penjualan tiket petjalanan hari raya maupun long weekend merupakan momentum tepat untuk menaikkan harga, karena ke-butuhan masyarakat tinggi. "Kalau pas Lebaran semua harga naik dan itu wajar." Tasya, yang sehari-hari bertugas di agen penjualan tiket petjalanan di kawasan Stasiun Gambir Jakarta, mengaku tingkat persaingan agen perjalanan khususnya pesawat terbang memang semakin ketat. 

Dia pun tidak bisa menaikkan atau menurunkan harga secara sepihak, karena tarif perjalanan sesuai dengan harga pada situs resmi setiap maskapai penerbangan. "Harga jualnya sama seperti yang ada di situs online. Kita kan dapatfee-nya dari maskapai, bukan dari ambil selisih jual," jelas-nya. 

Menurut Tasya, jika ada pemodal yang berminat terjun ke bisnis tiket ini, konsep yang dikembangkan harus terintegrasi dan kreatif dibandingkan dengan yang lain. Artinya bisnisnya bukan sekadar menjual tiket, melainkan juga mengelola kegiatan pertalanan. "Kalau cuma tiket saja sekarang masyarakat bisa akses langsung lewat situs online dan mudah. Pmting juga diperhatikan, harus punya jaringan," tuturnya. Kebanyakan agen perjalanan masih terpaku pada paket ke tujuan wisata tertentu, seperti Bali, Bangka Belitung, maupun Singapura. "Kalau kreatif sebenarnya banyak, sekarang lagi tren gowes bikin paket gowes ke Bali misalnya. Atau bikin paket bagi peng-gemar fotografi, semua bisa di-erente."(Natalina Kasih & Stefa nus Arief Setiaji) 

Post a Comment

أحدث أقدم