Laundry Tancap Gas

Bisnis pencucian pakaian atau laundry meningkat hingga tiga kali lipat menjelang Lebaran, hal ini disebabkan oleh musim mudik Idul Fitri di mana para pembantu rumah tangga pulang ke kampung halaman. 

Berdasarkan pantauan Bisnis di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, beberapa usaha laundry memperkirakan puncak permintaan jasa pencucian pakaian biasanya terjadi pada sepekan menjelang dan setelah Lebaran. 

Susanti pemilik Cici Laundry Kiloan menceritakan pada hari biasa, usahanya menerima sedikitnya 60-80 kilogram pakaian untuk dicuci, menjelang pekan terakhir Ramadan biasanya bisa mencapai 180-220 kilogram pakaian per hari. 

Omzetnya pun meningkat signifikan dari hari biasa yang ratarata sebesar Rp450.000-Rp500.000 per hari, naik hingga mencapai Rp1,7 juta-Rp2 juta per hari. 

Untuk bisa menyelesaikan pesanan pencucian pakaian tersebut, Susanti harus menambah jumlah karyawan dengan memberdayakan tetangga sekitar untuk bekerja sambilan khusus untuk saat-saat tersebut. 

Dia menjelaskan, jumlah karyawan untuk hari biasa hanya lima orang, pada puncak musim bisa mencapai 8-10 orang. "Sepekan sebelum Lebaran, biasanya kan pembantu pada pulang kampung, saat itulah permintaan jasa pencucian pakaian meningkat signifikan, untuk itulah kami menambah jumlah karyawan agar bisa menyelesaikannya tepat waktu,” katanya kepada Bisnis. 

Susanti menuturkan, karena memperkerjakan karyawan sambilan yang kadang lembur sampai malam, pihaknya mematok tarif jasa laundry sebesar Rp8.000 per kilogram, atau naik Rp1.000 dibandingkan dengan hari biasa yang hanya Rp7.000 per kilogram pakaian.

Meski kebanjiran orderan laundry, tetapi menurut dia usahanya sejak 3 hari menjelang Hari Raya sudah tidak tidak menerima lagi orderan dikarenakan sejumlah karyawannya juga akan mudik Lebaran. 

”Karyawan saya akan mudik. Jadi saya batasi tiga hari sebelum dan sesudah Lebaran jasa pencucian laundry tutup,” ujarnya. 

Tetap buka 

Berbeda dengan Sugiyanto, pemilik salon yang sekaligus buka jasa pencucian pakaian bernama Aan Laundry di kompleks perumahan di kawasan Jatinegara tetap membuka usahanya saat Lebaran karena untuk mengoptimalkan pendapatan. "Menjelang dan setelah Lebaran, itu saat-saat yang paling ramai untuk itu justru kami buka penuh, karena permintaan meningkat signifikan.” 

Sugiyanto yang kebetulan tidak ikut merayakan Lebaran, biasanya memperkerjakan kerabat dan tetangganya yang mau bekerja saat liburan tersebut. 

Menurutnya menjelang Lebaran biasanya banyak menerima order laundry karpet, kain gorden, seprai, hingga pakaian khususnya yang akan dipakai, untuk bersilaturahmi pada Lebaran. 

”Setiap hari1iminggu menjelang Lebaran, paling tidak menerima puluhan karpet dan kain gorden yang oleh mereka (konsumen) biasanya akan digunakan untuk Lebaran agar rumahnya terlihat rapi dan bersih. Apalagi kalau rumahnya didatangi tetangga dan sanak-famili. Harus kelihatan indah dan rapih. Maklum 1 tahun sekali,” ujarnya. 

Menurut dia, harga yang dipatok untuk jasa laundry tidak ada perubahan, tetapi harga karpet atau kain gorden yang akan dilaundry dihitung per meter dengan rincian untuk jasa laundry sekitar Rp5.000 dan jasa dry clean sekitar Rp7.500 per meternya. 

Untuk jenis karpet dan kain gorden itu harus di-dryclean atau diuap karena jenis bahannya tidak sama dengan pakaian, untuk itu dihitung per meter, Sugiyanto mengaku pemasukan uang dari laundry menjelang Lebaran meningkat tajam dari yang biasanya. 

”Jika hari biasa rata-rata pendapatan sebesar Rp2 juta, menjelang Lebaran bisa mencapai Rp5 juta-Rp6 juta per hari,” pungkasnya. (Natalina Kasih Wasiyati).

BACA JUGA : Rental Mobil Banjir Order

Post a Comment

أحدث أقدم