Cara Menanam Sayuran Hidroponik

Di era pembangunan modern seperti saat ini, kebutuhan akan adanya ruang atau lahan untuk bercocok tanam semakin tinggi. Manusia terus berusaha mencari cara menanam tanaman dengan memanfaatkan sisa lahan yang ada. Salah satu teknik penanaman yang dapat dilakukan adalah dengan cara teknik hidroponik. Penanaman dengan teknik hidroponik biasa dilakukan masyarakat perkotaan yang tidak memiliki lahan yang luas untuk bertanam dan cukup waktu untuk mengawasi tanamannya.

Sebelum membahas lebih jauh tentang cara bertanam dengan menggunakan teknik hidroponik, kita harus tahu terlebih dahulu definisi dari budidaya hidroponik. Budidaya Hidroponik adalah suatu metode budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah, tetapi memanfaatkan air atau larutan mineral bernutrisi yang diperlukan oleh tanaman dan bahan lainnya sebagai pengganti media tanah yang mengandung unsur hara. Teknik budidaya hidroponik memiliki beberapa kelebihan, seperti hanya membutuhkan sedikit lahan, kualitas tanaman lebih baik, serta lebih hemat waktu dan biaya perawatan tanaman.


Masyarakat perkotaan biasanya menanam sayur-sayuran dengan teknik hidroponik. Sayuran yang dapat dipilih untuk ditanam adalah seperti bayam, selada, sawi, brokoli, kangkung, dan kailan. Di bawah ini akan kami jelaskan cara menanam sayuran dengan teknik hidroponik.

Ada dua teknik dasar cara penanaman dengan teknik hidroponik, yaitu teknik menanam dengan air, dan teknik menanam dengan media pengganti. Jika kita menggunakan teknik menanam dengan air, artinya kita menggunakan air ditambah dengan nutrisi tambahan dalam menumbuhkan tanaman. Jika kita memakai teknik menanam dengan media pengganti, artinya kita menggantikan peran tanah sebagai media tanam dengan benda lain seperti sabut kelapa, pasir, serbuk kayu, pecahan batu, dan lain sebagainya.

Dalam teknik menanam dengan air, ada dua tipe penanaman. Tipe penanaman yang dimaksud adalah tipe air statis dan tipe air alir. Dalam penanaman tipe air statis, air bernutrisi untuk tanaman disimpan secara mandiri oleh media tanam. Sedangkan pada penanaman tipe air alir, air dibuat mengalir sehingga tidak terus menggenang pada media tanam. Berikut ini akan dijelaskan cara membuat kedua tipe penanaman tersebut.

1. Tipe air statis
Teknik hidroponik yang satu ini tergolong mudah untuk dilakukan. Bahan-bahan yang dibutuhkan pun mudah didapat. Kita hanya perlu menyiapkan botol bekas, sumbu atau kain flanel, dan bibit tanaman. Langkah-langkah membuatnya :


  • Potong botol bekas menjadi dua bagian.
  • Beri lubang pada tutup botol sebagai tempat memasukkan sumbu atau kain flanel. Sumbu berfungsi untuk mengalirkan air di bagian bawah ke media tanam di atas dengan prinsip kapilaritas.
  • Pasang sumbu pada tutup botol, lalu gabungkan potongan botol tadi sehingga berbentuk seperti pot.
  • Tanam bibit tanaman pada bagian atas botol. Ketika dilakukan penyiraman, sisa air dan nutrisi akan tersimpan pada bagian bawah botol. Hal ini juga membuat penyiraman tidak perlu terlalu sering dilakukan karena masih ada cadangan air yang bisa diserap dan mengingat masyarakat perkotaan adalah masyarakat yang sibuk sehingga jarang memiliki waktu untuk sekedar menyiram tanaman.

2. Tipe air alir




Dalam tipe air alir, sebenarnya hampir sama cara penanamannya dengan tipe air statis, namun kali ini tanaman ditanam berjajar dalam tempat yang tersambung dengan pompa yang akan memompakan air sehingga air mengairi akar tanaman terus menerus. Diperlukan penyusunan tempat yang agak miring agar air dapat mengalir, serta diperlukan tangki penampungan air sebagai tempat persediaan air. Kelebihan teknik ini adalah sirkulasi nutrisi dan udara pada akar tanamannya lebih baik baik daripada teknik tipe air statis.

Demikianlah cara menanam sayuran dengan metode hidroponik. Sebagai masyarakat modern, sudah saatnya kita mulai menggunakan konsep-konsep yang berkembang, salah satunya dalam bercocok tanam. Jadi, mulai sekarang cobalah untuk memulai menanam dengan teknik hidroponik di rumah Anda. Selamat berkebun.

Post a Comment

أحدث أقدم